Janji PLN tidak ada pemadaman listrik selama Ramadhan hanya isapan jempol. Selama Ramadhan tahun 2013, pemadaman listrik tak terbendung dan terjadi berkali-kali. Kondisi itu dikeluhkan masyarakat, terutama usaha kecil dan menengah yang sangat bergantung pada listrik.
Kemarin (24/7) saja, listrik berkali-kali padam di Padang. Misalnya di Perumnas Belimbing, Kuranji, warga terpaksa sahur dalam kegelapan karena listrik padam.
Siangnya, pengusaha fotocopy, warnet dan percetakan di Airtawar, dekat kampus UNP, tidak bisa menjalankan usahanya karena listrik pudur. Begitu juga di kawasan Pasar Batipuh, Padang Selatan dan Padang Baru, Padang Barat. Kemudian, mati lampu juga terjadi di Tabing hingga Kayukalek di Kecamatan Kototangah.
Kian masifnya pemadaman listrik itu membuat gaduh dunia maya. Masyarakat hanya melampiaskan emosinya di media sosial, seperti Facebook, Twitter dan Blackberry Massanger.
“Semua transaksi kantor kami melalui elektronik. Seperti komputer, jaringan internet, transaksi online bank, setoran ke maskapai, hingga promosi, semuanya membutuhkan listrik,” ujar Edi Kurniawan, pengusaha penjualan tiket pesawat di Padang.
Mantan presiden BEM Unand ini menilai, kinerja PLN patut dipertanyakan. Kalau tidak ada perubahan, sewajarnya masyarakat mengadukan masalah ini ke Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) atau Ombudsman.
Sejak lampu sering padam, ungkap Edi, omzetnya anjlok hingga 20 persen. Padahal, bulan puasa ini banyak orang yang ingin beli tiket pesawat. “Kami usahakan mengakali dengan laptop dan modem, tapi kalau matinya lama, kan baterai laptop tidak kuat juga,” jelasnya.
Selain mempengaruhi usaha, padamnya listrik juga mengganggu aktivitas masyarakat di bulan Ramadhan. “Harusnya kami khatam pada tadarus tadi malam. Karena lampu mati, kami batal khatam,” jelas salah seorang pengurus masjid di Padang.
Merata di Sumbar
Pemadaman listrik hampir merata terjadi di seluruh kabupaten/kota di Sumbar. Laporan koresponden Padang Ekspres di Tanahdatar, Dharmasraya, Sijunjung, Solok, Payakumbuh, Kabupaten Solok, mengaku lampu mati seperti minum obat. “Kadang mati lampu bisa setengah hari. Kalau begini terus, bisa habis omzet saya hingga 50 persen,” ujar Almusteqi, 32, pengusaha warnet di Dharmasraya.
Hal serupa disampaikan Mardan, 28, pengusaha studio foto di Sijunjung. “Kadang matinya seharian, sehingga saya tidak bisa bekerja,” jelas warga Nagari Kumani itu.
Begitu juga di Lintaubuo, Tanahdatar. Warga mengeluhkan banyak barang elektronik yang rusak karena mati lampu. “Mati lampu di sini tak terhitung kalinya. Billing dan komputer jadi rusak. Yang kesalnya, kadang mati saat kami sedang berbuka,” jelas Lindo, pemilik warnet di Nagari Pangian, Lintaubuo.
Fifi, PNS di Sijunjung mengatakan, listrik bisa mati sebanyak 4 kali sehari dan dalam waktu yang lama. “Sekarang saja sedang mati. Tadi malam juga mati semalaman, mati lampu sudah seperti makan obat. Bisa 3 kali sehari,” ujar wanita yang berprofesi sebagai perawat itu.
Sebelumnya, PLN berjanji tidak akan memberlakukan pemadaman bergilir selama Ramadhan. Upaya untuk tidak terjadi melakukan pemadaman bergilir disampaikan dua hari menjelang Ramadhan. Ini seiring tuntasnya perbaikan kerusakan alat di PLTU Ombilin. Pihak PLN dalam hal ini, juga telah menyiapkan petugas dan komponen alat jika sewaktu-waktu terjadi kerusakan kembali.
Ketika dikonfirmasi Padang Ekspres kemarin, Deputi Manager Humas PLN Wilayah Sumbar Ridwan mengatakan, masih adanya pemadaman disebabkan gangguan pada pembangkit di Ombilin, ditambah debit air Danau Maninjau yang terus menurun.
Dia menjelaskan, Sumbar membutuhkan 435 MW listrik di saat beban puncak. PLTU Ombilin yang menghasilkan 2X100 MW, satu di antaranya tidak beroperasi. Tentu saja pasokan listrik tidak bisa memenuhi kebutuhan listrik Sumbar.
“Jadi, saat ini kita memasok listrik dari Sumatera Selatan. Diperkirakan hal ini akan terjadi sampai Oktober,” jelasnya.
PLN Harus Carikan Solusi
Ketua LPKSM Padang, Erison AW yang juga wakil ketua Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Padang, mengaku banyak menerima pengaduan, baik secara langsung, via telepon, dan SMS tentang seringnya mati lampu ini.
Menurutnya, pemadaman listrik berulang kali ini membuat masyarakat tidak nyaman dan rugi. “PLN bisa diduga telah melanggar UU Perlindungan Konsumen, terutama pasal 4 (selengkapnya lihat foto). Bila ada masyarakat yang merasa dirugikan, bisa mengadu ke BPSK.
Di Padang, sudah ada dua orang yang mengadukan PLN ke BPSK, bahkan kasusnya sampai ke pengadilan,” jelasnya.
Ketua YLKI Sumbar, Dahnil Aswad mengatakan, pemadaman setiap Ramadhan menggambarkan tidak seriusnya PLN memelihara peralatan dan melakukan maintenance. “Saya rasa rutinitas maintenance tidak dilakukan sesuai jadwal. Kalaupun harus ada perbaikan, kenapa dilakukan bulan puasa, kenapa tidak sebelum puasa,” tanya Dahnil.
Dia menjelaskan, setiap tahun PLN beralasan listrik harus dipadamkan karena debit air yang menurun atau karena kerusakan pembangkit. Artinya, tidak ada perhitungan, tidak belajar dari pengalaman, dan tidak ada terobosan untuk mengatasi permasalahan.
“Kalau memang seperti itu setiap tahun, harusnya ada jalan keluarnya. Misalnya, dengan menghidupkan diesel. Walau pengeluarannya lebih besar, itu harus dilakukan, karena masyarakat sebagai konsumen tidak bisa menerima alasan yang sama setiap tahunnya,” ulasnya.
Sementara itu, anggota DPD RI asal Sumbar, Afrizal mengatakan, dia sudah banyak menerima keluhan masyarakat terkait hal ini. Untuk itu, dia akan segera menggelar hearing dengan PLN Wilayah Sumbar untuk mengungkap permasalahan listrik Sumbar dan membahas solusinya.
“Saya juga heran, karena sebelum Ramadhan saya sempat dialog dengan GM PLN. Saya tanya tentang debit air dan pasokan listrik selama Ramadhan. Dia mengatakan aman, namun yang terjadi bertolak belakang dengan yang dikatakan,” ulas Afrizal.
Menurut Afrizal, apa pun alasan pemadaman listrik yang melanda hampir seluruh kawasan Sumbar itu, PLN harus mengantisipasinya dan mencarikan solusinya. “Jangan hanya memberikan alasan. Namun, atasi permasalahannya. Rakyat tidak boleh dibuat menunggu, apalagi secara ekonomi padamnya listrik membunuh aktivitas masyarakat,” tegasnya.
padang ekspres/Hijrah Adi Sukrial
Berbagi informasi seputar Sumbar • Pertama dan Terbesar • #PantunMinang #Event #News #Loker • Untuk Promosi/Kerjasama: contact@infosumbar.net
0 comments :
Posting Komentar