Announcement:

Selamat datang di blog infosumbar

Jumat, 26 Juli 2013

Listrik Mati seperti Makan Obat, PLN Harus Carikan Solusi

uu perlindungan konsumen

Janji PLN ti­dak ada pemadaman listrik se­­la­ma Ramadhan hanya isa­pan jempol. Selama Rama­dhan ta­hun 2013, pemadaman listrik tak terbendung dan terjadi ber­kali-kali. Kondisi itu di­keluhkan masyarakat, ter­uta­ma usaha kecil dan mene­ngah yang sangat ber­gantung pada listrik.

Kemarin (24/7) saja, listrik berkali-kali padam di Padang. Misalnya di Perumnas Belim­bing, Kuranji, warga terpaksa sahur dalam kegelapan karena listrik padam.

Siangnya, pengusaha foto­copy, warnet dan percetakan di Air­tawar, dekat kampus UNP, ti­dak bisa menjalankan usa­ha­nya karena listrik pudur. Begitu juga di kawasan Pasar Batipuh, Padang Selatan dan Padang Baru, Padang Barat. Kemudian, mati lampu juga terjadi di Tabing hingga Ka­yu­kalek di Kecamatan Kototangah.

Kian masifnya pemada­man listrik itu membuat gaduh du­nia maya. Masyarakat hanya me­lampiaskan emosinya di me­dia sosial, seperti Facebook, Twitter dan Blackberry Mas­sanger.

“Semua transaksi kantor kami melalui elektronik. Se­perti komputer, jaringan inter­net, transaksi online bank, setoran ke maskapai, hingga promosi, semuanya mem­bu­tuhkan listrik,” ujar Edi Kur­niawan, pengusaha penjua­lan tiket pesawat di Padang.

Mantan presiden BEM Unand ini menilai, kinerja PLN patut dipertanyakan. Kalau tidak ada perubahan, sewa­jarnya masyarakat mengadu­kan masalah ini ke Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) atau Ombudsman.

Sejak lampu sering padam, ungkap Edi, omzetnya anjlok hingga 20 persen. Padahal, bulan puasa ini banyak orang yang ingin beli tiket pesawat. “Kami usahakan mengakali dengan laptop dan modem, tapi kalau matinya lama, kan baterai laptop tidak kuat juga,” jelasnya.

Selain mempengaruhi usa­ha, padamnya listrik juga meng­­­ganggu aktivitas ma­syarakat di bulan Ramadhan. “Harusnya kami khatam pada tadarus tadi malam. Karena lampu mati, kami batal kha­tam,” jelas salah seorang pe­ngu­rus masjid di Padang.

Merata di Sumbar
Pemadaman listrik hampir merata terjadi di seluruh kabu­paten/kota di Sumbar. Lapo­ran koresponden Padang Eks­pres di Tanahdatar, Dhar­masraya, Sijunjung, Solok, Payakumbuh, Kabupaten So­lok, mengaku lampu mati se­perti minum obat. “Kadang mati lampu bisa setengah hari. Kalau begini terus, bisa habis omzet saya hingga 50 persen,” ujar Almusteqi, 32, pengusaha warnet di Dharmasraya.

Hal serupa disampaikan Mardan, 28, pengusaha studio foto di Sijunjung. “Kadang matinya seharian, sehingga saya tidak bisa bekerja,” jelas warga Nagari Kumani itu.

Begitu juga di Lintaubuo, Tanahdatar. Warga mengeluh­kan banyak barang elektronik yang rusak karena mati lampu. “Mati lampu di sini tak terhi­tung kalinya. Billing dan kom­puter jadi rusak. Yang kesal­nya, kadang mati saat kami sedang berbuka,” jelas Lindo, pemilik warnet di Nagari Pa­ngian, Lintaubuo.

Fifi, PNS di Sijunjung me­ngatakan, listrik bisa mati sebanyak 4 kali sehari dan dalam waktu yang lama. “Seka­rang saja sedang mati. Tadi malam juga mati semalaman, mati lampu sudah seperti ma­kan obat. Bisa 3 kali sehari,” ujar wanita yang berprofesi sebagai perawat itu.

Sebelumnya, PLN berjanji tidak akan memberlakukan pemadaman bergilir selama Ramadhan. Upaya untuk tidak terjadi melakukan pema­da­man bergilir disampaikan dua hari menjelang Ramadhan. Ini seiring tuntasnya perbai­kan kerusakan alat di PLTU Om­bilin. Pihak PLN dalam hal ini, juga telah menyiapkan petugas dan komponen alat jika se­waktu-waktu terjadi kerusa­kan kembali.

Ketika dikonfirmasi Pa­dang Ekspres kemarin, Deputi Manager Humas PLN Wilayah Sumbar Ridwan mengatakan, masih adanya pemadaman disebabkan gangguan pada pembangkit di Ombilin, di­tam­bah debit air Danau Ma­ninjau yang terus menurun.

Dia menjelaskan, Sumbar membutuhkan 435 MW listrik di saat beban puncak. PLTU Ombilin yang menghasilkan 2X100 MW, satu di antaranya tidak beroperasi. Tentu saja pa­sokan listrik tidak bisa me­me­nuhi kebutuhan listrik Sumbar.

“Jadi, saat ini kita me­masok listrik dari Sumatera Selatan. Diperkirakan hal ini akan terjadi sampai Oktober,” jelasnya.

PLN Harus Carikan Solusi
Ketua LPKSM Padang, Erison AW yang juga wakil ketua Badan Penyele­saian Sengketa Konsumen (BPSK) Padang, mengaku banyak menerima pengaduan, baik secara langsung, via telepon, dan SMS tentang seringnya mati lampu ini.

Menurutnya, pemadaman listrik berulang kali ini membuat masyarakat tidak nyaman dan rugi. “PLN bisa diduga telah melanggar UU Perlin­dungan Konsumen, terutama pasal 4 (selengkapnya lihat foto). Bila ada masyarakat yang merasa dirugikan, bisa mengadu ke BPSK.

Di Padang, sudah ada dua orang yang meng­a­dukan PLN ke BPSK, bahkan kasusnya sam­pai ke pengadilan,” jelasnya.

Ketua YLKI Sumbar, Dah­nil Aswad mengatakan, pema­daman setiap Ramadhan meng­gambarkan tidak serius­nya PLN memelihara pera­latan dan melakukan maintenance. “Saya rasa rutinitas maintenance tidak dilakukan sesuai jadwal. Kalaupun harus ada perbaikan, kenapa dilaku­kan bulan puasa, kenapa tidak sebelum puasa,” tanya Dahnil.

Dia menjelaskan, setiap tahun PLN beralasan listrik harus dipadamkan karena de­bit air yang menurun atau karena kerusakan pembangkit. Artinya, tidak ada perhi­tu­ngan, tidak belajar dari penga­laman, dan tidak ada tero­bosan untuk mengatasi per­masalahan.

“Kalau memang seperti itu setiap tahun, harusnya ada jalan keluarnya. Misalnya, dengan menghidupkan diesel. Walau pengeluarannya lebih besar, itu harus dilakukan, karena masyarakat sebagai konsumen tidak bisa mene­rima alasan yang sama setiap tahunnya,” ulasnya.

Sementara itu, anggota DPD RI asal Sumbar, Afrizal mengatakan, dia sudah banyak menerima keluhan masya­rakat terkait hal ini. Untuk itu, dia akan segera menggelar hearing dengan PLN Wilayah Sumbar untuk mengungkap permasalahan listrik Sumbar dan membahas solusinya.

“Saya juga heran, karena sebelum Ramadhan saya sem­pat dialog dengan GM PLN. Saya tanya tentang debit air dan pasokan listrik selama Ramadhan. Dia mengatakan aman, namun yang terjadi bertolak belakang dengan yang dikatakan,” ulas Afrizal.

Menurut Afrizal, apa pun alasan pemadaman listrik yang melanda hampir seluruh ka­wa­san Sumbar itu, PLN harus mengantisipasinya dan men­carikan solusinya. “Ja­ngan hanya memberikan alasan. Namun, atasi perma­sala­han­nya. Rakyat tidak boleh dibuat menunggu, apalagi secara ekonomi padamnya listrik membunuh aktivitas masya­rakat,” tegasnya.

padang ekspres/Hijrah Adi Sukrial
Share it Please

Unknown

Berbagi informasi seputar Sumbar • Pertama dan Terbesar • #PantunMinang #Event #News #Loker • Untuk Promosi/Kerjasama: contact@infosumbar.net

0 comments :

Posting Komentar

Copyright @ 2013 infosumbar . Designed by Templateism | Love for The Globe Press