Announcement:

Selamat datang di blog infosumbar

Kamis, 20 Juni 2013

Hari Pertama SBMPTN, Ribuan Peserta Dipastikan Gugur

Se­banyak 818 peserta tidak hadir mengikuti Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) di wilayah Panitia Lokal (Panlok) 17 Padang, Universitas Negeri Padang (UNP) dan Universitas Andalas (Unand).

“818 peserta tersebut, berasal dari UNP. Sedangkan Unand, belum merilis data akurat tentang peserta yang gagal mengikuti ujian SBMPTN tersebut,” ujar Rektor UNP Prof Dr Phill Yanuar Kiram, dan Rektor Unand Dr Werry Darta Taifur, saat melakukan peman­tauan ujian ke berbagai lokasi, Selasa (18/6).

Peserta SBMPTN yang men­daftar di Panlok 17 mencapai 35.441 orang, terdiri dari tiga kelompok, yakni kelompok Saintek sebanyak 11.196 orang, Soshum sebanyak 15.224, dan campuran sebanyak 9.021 orang. Dari jumlah itu, 818 di antaranya tidak ikut dalam penyelenggaraan ujian tulis yang dilaksanakan pada, Selasa (18/6) itu, dianggap gugur.

“Sudah pasti mereka gagal. Namun, sampai saat ini kami belum mengetahui alasan peserta tidak ikut ujian. Selain itu, peserta pun tidak ada yang melapor kepada kami,” katanya.

Ditambahkan, pada penyeleng­garaan ujian hari pertama ini, Panlok 17 melaksanakan ujian Saintek, Soshum, dan Campuran, yakni tes potensi akademik (verbal dan kuantitatif), dan tes kemam­puan dasar umum (TKDU) men­cang­kup Matematika Dasar, Baha­sa Indonesia, dan Bahasa Inggris.

“Untuk hari kedua, peserta hanya mengikuti ujian TKD Saintek, dan Sosotum. Sedangkan untuk uji keterampilan (Prodi Olahraga dan Seni), maka peserta wajib mengikuti uji keterampilan pada tanggal 20-21 Juni, sesuai yang tercantum pada kartu tanda bukti pembanyaran SBMPTN,” imbuhnya.

Lanjutnya lagi, untuk menghin­dari berbagai kemungkinan kecu­rangan, seperti perjokian, dan kecurangan lainnya, Panlok 17 sengaja menempatkan pengawas sebanyak 3.712 orang, dan pengawas tersebut berada di 121 lokasi ujian.

“Jadi setiap ruangan ujian, Panlok 17 menempatkan dua orang pengawas. Dengan demikian, indi­kasi terjadinya kecurangan sangat kecil sekali. Buktinya, pada hari pertama ini, tidak ada satupun masalah yang kami temukan,” terangnya lagi.

Berkebutuhan Khusus

Panlok 17 Padang menerima satu orang peserta berkebutuhan khsusus dalam pelaksanaan ujian pertama SBMPTN. Peserta berke­butuhan khusus tersebut, melak­sanakan ujian didampingi oleh satu orang penamping untuk memandu soal yang akan dijawab oleh peserta.

Ketua Panlok 17 Padang Prof Dr Agus Irianto diwakili Humas Panlok 17, Amril Amril menga­takan, meskipun peserta tersebut berkebu­tuhan khusus, namun pihak Penang­gung Jawab lokasi (PJL) ujian tidak memerlakukan bantuan khusus untuk peserta tersebut.

“Mekipun peserta tersebut, berkebutuhan khusus, namun pihak PjL tidak memberikan hal-hal khusus, seperti perpanjangan waktu, dan lain sebagainya. Peserta tersebut, hanya dibantu pembacaan soal oleh pendapingnya. Hal itu dilakukan untuk menghindari adanya kecu­rangan dalam pelaksa­naan ujian SBMPTN,” tegasnya lagi.

Sementara itu, di Jawa Tengah, sebanyak 743 peserta tidak hadir ujian SBMPTN hari pertama di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Selasa (18/6). Belum diketahui secara pasti alasan ketidakhadiran dari para peserta tersebut.

“Untuk hari pertama ini ada sebanyak 743 peserta yang tidak menghadiri ujian SBMPTN yang digelar serentak di 44 lokasi yang berada di dalam kampus dan sejumlah sekolah,” kata Rektor UNS Prof Dr Ravik Karsidi MS seusai meninjau pelaksanaan ujian, Selasa (18/6) siang.

Sementara itu, dari 16.273 peserta yang hadir, terdapat lima peserta berkebutuhan khusus. Kelima peserta tersebut tidak menggunakan soal dengan huruf Braille melainkan dengan soal yang dibacakan oleh pengawas dan jawabannya juga dibantu oleh pengawas.

Setiap peserta mengikuti ujian di ruang yang terpisah dengan peserta pada umumnya karena mereka dibantu pengawas untuk dibacakan soal maupun menuliskan lembar jawabnya.

“Panitia pelaksana telah menye­diakan petugas untuk membantu peserta berkebutuhan khusus agar dapat melaksanakan ujian dengan mudah,” kata Rektor.

Sebanyak dua siswa tunanetra mengikuti ujian di SMAN 4 Sura­kar­ta, dua peserta tunanetra dan tunadaksa di kampus FKIP II UNS dan seorang peserta yang menga­lami low vision yang mengikuti ujian di gedung FMIPA 1.

Sementara itu, di Panitia Lokal 80 Universitas Negeri Makassar (UNM), terdapat 1.299 peserta yang tidak hadir mengikuti ujian tulis SBMPTN pada hari pertama kemarin.

Dari data berita acara yang telah direkap panitia, jumlah calon mahasiswa baru yang tak hadir itu mencapai 1.299 orang yang meliputi sain dan teknologi (Saintek) 259 orang, sosial dan hukum (soshum) sebanyak 542 orang, dan campuran sebanyak 498 orang.

“Mereka tidak hadir tanpa alasan yang jelas, tanpa pem­beritahuan resmi kepada panitia, sehingga dengan sendirinya lang­sung dinyatakan gugur,” ungkap Rektor UNM Prof. Arismunandar, Selasa (18/6).

Dia mengatakan, ketidakhadiran peserta SBMPTN diduga akibat adanya kebijakan pusat yang menerapkan waktu pendaftaran ulang calon mahasiswa baru, yang dinyatakan lulus dalam jalur undangan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) bersamaan dengan pelaksanaan ujian tulis SBMPTN.

Hal ini untuk menghindari pengisian ganda kuota oleh calon mahasiswa baru yang sama. Jika calon mahasiswa baru mengikuti ujian SBMPTN, maka otomatis yang bersangkutan tidak bisa melakukan proses pendaftaran ulang sehingga dianggap mengun­durkan diri dari kursi yang telah diperoleh dari jalur SNMPTN.

Sementara itu, terkait ketidak hadiran peserta dalam pelaksanaan SBMPTN di Panlok 82 Universitas Hasanuddin (Unhas). Wakil Rektor I Unhas Prof Dr Dadang Ahmad Suriamiharja mengatakan, belum bisa memastikan jumlah peserta yang tidak ikut. Pasalnya nama-nama peserta langsung dicatat dalam absen yang disatukan dengan amplop lembaran jawaban, sehingga sangat rahasia.

harian haluan /wis/sm/snd
Share it Please

Unknown

Berbagi informasi seputar Sumbar • Pertama dan Terbesar • #PantunMinang #Event #News #Loker • Untuk Promosi/Kerjasama: contact@infosumbar.net

0 comments :

Posting Komentar

Copyright @ 2013 infosumbar . Designed by Templateism | Love for The Globe Press