"Hal ini perlu dimanfaatkan, guna memenuhi kebutuhan energi ke depannya," ungkap Irwan dalam acara penandatangan MoU dengan Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Kantor Ditjen EBTKE, Jakarta, Selasa (7/5/2013).
Irwan menambahkan, EBT yang tersedia Sumatera Barat tidak hanya memenuhi kebutuhan energi di wilayah Sumatera Barat, tetapi juga memenuhi kebutuhan energi di wilayah sekitar Sumatera Barat.
"Kami juga menyediakan listrik untuk daerah sekitar yang masih mengalami kekurangan, seperti Sumatera Utara, dengan demikian kami bisa menyalurkan listrik ke Sumatera Utara," jelasnya.
"Hal tersebut disinyalir karena belum konsistennya pihak terkait dalam pemanfaatan energi yang diklaim ramah lingkungan tersebut," ujar Irwan kepada wartawan di kantor Ditjen EBTKE, Jakarta, Selasa (7/5/2013).
Irwan menambahkan, potensi di daerah yang melimpah tetapi tidak pihaknya tidak memiliki kemampuan. Seperti kemampuan keuangan, mendatangkan investor. Namun di sisi lain, kurangnya komitmen pemangku kepentingan pada proyek panas bumi juga menghambat terealisasinya pemanfaatan proyek EBT.
"Komitmen kita yang kurang, kok begitu lama tidak dikembangkan, begitu lama panas bumi tidak di imlpementasikan karena terbentur harga, ini padahal sudah ratusan tahun tidak dikembangkan, kita punya potensi untuk mengembangkan listrik, itu melimpah tapi tidak dikembangkan," tegas Irwan.
Menurut dia, pemerintah juga kurang memperhatikan pengembangan panas bumi ditinjau dari sisi edukasi. Pasalnya, sampai saat ini Pemerintah Indonesia melalui Kementerian ESDM baru membina, padahal sebelumnya sudah ada pembinaan yang mengedukasi untuk proyek tersebut dari pemerintah Jerman.
"Kita dengan Jerman sudah ada MoU EBT, mengikuti kegiatan mereka mengembangkan EBT. Ini bukan dikembangkan Kementerian ESDM tapi Jerman malah yang melakukan," tuturnya.
Pasalnya saat ini Sumatera Barat memiliki potensi sumber EBT yang melimpah seperti listrik yang dihasilkan dari panas bumi diperkirakan mencapai 1.685 mega watt (ww) dari 16 titik di panas bumi di Sumatera Barat. "Kami ingin mencoba energi yang terbuang agar dapat dimanfaatkan," tandas Irwan.
Sementara itu, Sekretaris Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Tunggal mengatakan penerapan Sumatera Barat sebagai sumber energi dilatarbelakangi oleh pertumbuhan perekonomian Sumatera Barat yang terbilang tinggi, selain itu potensi sumber EBT di Sumbar cukup berlimpah.
"Percepatan pengembangan EBT untuk mendukung Sumatera Barat sebagai lumbung energi, penandatangan MoU dilatarbelakangi pertumbuhan sumbar yang signifikan, potensi sumber EBT yang berlimpah merupakan peluang yang harus dimanfaatkan," ucapnya.
Tunggal menambahkan, untuk mengakselesari program tersebut, saat ini pihaknya telah melakukan kordinasi antara Ditjen EBTKE, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan unit kerja lainnya. "Ini sudah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan," tandasnya.
okezone/wan/wdi
Berbagi informasi seputar Sumbar • Pertama dan Terbesar • #PantunMinang #Event #News #Loker • Untuk Promosi/Kerjasama: contact@infosumbar.net
0 comments :
Posting Komentar