Ratusan mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) Universitas Andalas kembali melakukan demo pada Senin (3/12) menuntut penonaktifkan Dekan Fateta.
Seperti yang diberitakan Harian Singgalang, Mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) Universitas Andalas kembali berdemo menagih janji rektorat terhadap beberapa tuntutan mereka, Senin (3/12) di rekrorat Limau Manis. Hasil demo itu, Dekan Fauzan Azima dinonaktifkan dari jabatannya untuk sementara.
Dengan keputusan Rektor Unand mengambilalih jabatan dekan, ratusan mahasiswa yang menamakan diri mereka Mahasiswa Peduli Fateta menyambut gembira. Mereka sabar menunggu hasil rapat senat yang direncanakan diadakan Rabu (5/12).
“Dekan Fauzan Azima dinonaktifkan sementara hingga kita lakukan rapat senat menghasilkan keputusan yang tepat, apakah diberhentikan atau ada keputusan yang lebih bijak. Sampai hasilnya keluar, saya yang akan ambil alih jabatan Dekan Fateta,” ujar Rektor Werry Darta Taifur kepada wartawan usai menemui para mahasiswa.
Menurut Werry, pihaknya tidak mengundur pengambilan keputusan mencarikan solusi terhadap tuntutan mahasiswa. Guna mengambil keputusan pemecatan, pemberhentian atau apapun, memang butuh proses dan kesepakatan dosen dan pihak rektorat.
“Tidak layak mengambil keputusan dalam keadaan seperti ini. Makanya, sampai keputusan keluar, mahasiswa diharap bersabar,” ujarnya.
Seperti dijelaskan Presiden BEM Unand, Azmy Uzandy kepada Singgalang, mahasiswa Fateta tersebut menuntut lima hal tentang ketidaksesuaian antara informasi dari dekan dengan fakta di lapangan.
Seperti, bantuan dana untuk pengadaan alat laboratorium senilai Rp15 miliar yang pada proposal pengajuan semula diperuntukkan untuk 10 laboratorium di dua program studi (Teknologi Hasil Pertanian dan Teknik Pertanian).
Namun ternyata, total anggaran yang diajukan Rp30 miliar. Setelah dikomfirmasi ke dekan, pimpinan fakultas itu hanya mengaku dana Rp15 miliar itu diajukan bagi satu program studi.
“Informasi ini menimbulkan kesimpulan, dekan diduga melakukan kebohongan publik,” katanya.
Mahasiswa juga menuntut transparasi dana pratikum, laboratorium dan kemahasiswaan. Selain itu, tuntutan juga menyangkut hak-hak akademik serta kemahasiswaan mahasiswa yang dinilai sangat minim dalam hal kebutuhan sarana dan prasarana akademik mahasiswa.
“Dekan lebih mementingkan mobil dinas, bukannya pemenuhan hak-hak akademik dan aktivitas kemahasiswaan. Kita harap proses penyelesaian tuntutan ini terus berjalan,” tukas Azmy yang didampingi Wakil Gubernur BEM Fateta Unand, Andika Ridho Putra. (wahyu)
image credit: Achmad Rizqan / via twitter
Berbagi informasi seputar Sumbar • Pertama dan Terbesar • #PantunMinang #Event #News #Loker • Untuk Promosi/Kerjasama: contact@infosumbar.net
0 comments :
Posting Komentar